Senin, 31 Desember 2007

CATATAN AKHIR TAHUN KALBAR - MENYONGSONG GUBERNUR BARU KALBAR

Oleh Nurul Hayat

Pontianak, 30/12 (ANTARA) - 2007, merupakan tahun pesta demokrasi bagi rakyat Kalimantan Barat. Sebanyak 2,9 juta dari 4 juta lebih penduduk setempat melaksanakan pemilihan umum gubernur dan wakil gubernur. Pasangan Cornelis-Christiandy Sanjaya akhirnya terpilih sebagai gubernur periode 2008-2013.

Proses pelaksanaan Pemilu Gubernur telah dimulai sejak penjaringan bakal calon Juli. Kegiatan terus berlanjut hingga pelaksanaan hari "H" pemilihan, pemungutan suara 15 Nopember.

Sebanyak empat pasangan calon, tampil dalam pesta demokrasi model pemilihan gubernur langsung pertama kali bagi Kalbar tersebut. Pasangan calon datang dari berbagai bidang dan keahlian, semisal pengusaha, politisi, birokrat, dan aktivis pemberdayaan ekonomi. Mereka juga secara tak langsung mewakili tingkat nasional, provinsi dan kabupaten.

Mereka adalah pasangan Usman Ja'far - Laurentius Herman Kadir, yang tak lain "incumbent" atau gubernur dan wakil gubernur periode 2003-2008. Oesman Sapta Odang - Ignatius Lyong, pengusaha yang juga mantan anggota MPR dengan birokrat yang jabatan terakhirnya sebagai Asisten I Sekretaris Daerah Kalbar.

Kemudian pasangan M Akil Mochtar - Anselmus Robertus Mecer, seorang politisi asal Partai Golkar, anggota DPR RI dua periode. Akil berpasangan dengan aktivis pemberdayaan ekonomi masyarakat dan juga mantan dosen di Universitas Tanjungpura.

Pasangan terakhir, Cornelis-Christiandy Sanjaya, duet seorang Bupati dari Landak dengan kepala sekolah dari Sekolah Menengah Kejuruan Imanuel Pontianak.

Pasangan calon tersebut diusung oleh partai-partai yang ada. Pasangan UJ-LHK diusung partai besar seperti Partai Golkar, PPP, PKB, PAN, PKS, PBR, Partai Merdeka dan PDS dengan menyandang nama koalisi, "Koalisi Harmoni" dengan 52,39 persen suara dukungan.

OSO-Lyong diusung Partai Demokrat, PPD, Partai Patriot Pancasila, PNI Marhaenisme, PBSD, PPIB dan PKPB dengan nama "Koalisi Kalbar Maju, Adil dan Sejahtera" dengan 15,45 persen suara dukungan.

Kemudian pasangan Akil-Mecer yang berjuluk Pasangan AR, diusung oleh Partai Pelopor, PBB, PPDK, PNBK, PKPI, PPDI dan PSI, berkoalisi dalam "Koalisi Rakyat Kalbar Bersatu" dan mendapat 15,08 persen suara dukungan. Serta pasangan CC, yang diusung satu partai saja, PDI Perjuangan dengan dukungan suara 17,07 persen.

Data dari KPU tingkat kabupaten/kota mengenai jumlah pemilih untuk Pemilu Gubernur-Wakil Gubernur periode 2008-2013 sebanyak 2.925.018 orang. Jumlah tempat pemungutan suara (TPS) sebanyak 9.654 unit.

Menurut Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi Kalbar, Aida Mokhtar, biaya pelaksanaan pemilu gubernur tersebut mencapai Rp67 miliar. "Namun belasan miliar lebih dana untuk kabupaten/kota sebagai pelaksana langsung pemilu," katanya.


Cornelis- Christiandy
Rapat pleno terbuka yang dipimpin Ketua KPU Aida Mokhtar 27 Nopember yang kemudian dituang dalam Berita Acara Nomor 21/BA/KPU/KB/XI/2007, menetapkan Cornelis-Christiandy Sanjaya, sebagai pasangan gubernur terpilih periode 2008-2013.

Pasangan bupati-guru tersebut, memeroleh suara 930.679 pemilih atau 43,67 persen, mengungguli tiga pasangan calon lain, pasangan "incumbent" dengan perolehan suara 659.279 pemilih (30,94 persen), Oesman Sapta-Lyong 335.368 pemilih (15,71 persen) dan Akil-Mecer 205.763 pemilih (9,66 persen) dari total suara sah 2.131.089 pemilih.
Cornelis-Christiandy kini menunggu Surat Keputusan Presiden melalui Menteri Dalam Negeri untuk dilantik sebagai gubernur dan wakil gubernur 2008-2013 pada 14 Januari 2008.

Cornelis yang kelahiran Sanggau (Kabupaten Sanggau) 27 Juli 1953 dan Christiandy Sanjaya, kelahiran Singkawang (Kota Singkawang) 29 Maret 1964, menang di delapan dari 14 kabupaten/kota. Delapan kabupaten tersebut meliputi, Landak, Sanggau, Sintang, Sekadau, Melawi, Kapuas Hulu, Bengkayang dan Kota Singkawang.

Kemenangan pasangan ini, menunjukkan bahwa calon dari daerah pun dapat bersaing maju dalam pemilihan gubernur-wakil gubernur dan berhadapan dengan incumbent, calon dari tingkat nasional semisal DPR dan calon dengan dana kampanye besar.

Terlepas dari adanya politisasi agama dan etnis (aliran) saat kampanye berlangsung hingga masa tenang, oleh pendukung dan simpatisan para calon gubernur, namun duet Cornelis-Christiandy Sanjaya, yang pada akhirnya menjadi pilihan rakyat.

Cornelis yang ditemui beberapa waktu lalu, menyatakan kemenangan dalam pemilihan gubernur itu hendaknya tidak dianggap sebagai kemenangan partai pengusung (PDI Perjuangan), tetapi secara hakiki merupakan kemenangan dan kehendak rakyat. "Peran Tuhan sangat banyak. Ini suatu mukjizat dari Jubata (Tuhan)," kata Bupati dua periode, 2001-2006 dan 2006-2011 itu.

Cornelis-Christiandy memiliki visi pembangunan masyarakat Kalbar yang cerdas, sehat dan sejahtera. Untuk mewujudkannya, di antaranya dengan peningkatan dana pendidikan 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Cornelis menegaskan pada masa kepemimpinannya, dana pendidikan 20 persen dapat terwujud setelah gaji pegawai aman, artinya tidak kekurangan. Ia juga menyatakan akan melobi Pemerintah di Jakarta agar mendapatkan jatah penambahan guru, guna mempersiapkan guru pengganti bagi yang memasuki masa pensiun.

Pembangunan sekolah juga akan sesuai standar, sehingga kualitas sekolah di kota dan desa tetap sama dan mampu bersaing. Pengadaan tenaga guru dengan memprioritaskan sekolah di pedalaman. Tunjangan khusus tenaga pengajar di pedalaman dan pengangkatan tenaga guru berasal dari daerah setempat yang memenuhi syarat akan menjadi perhatian serius.

Pasangan ini, juga akan membuka peluang kepada masyarakat Kalbar yang kaya untuk ikut berperan aktif dalam membangun daerah. "Silakan saja membangun agar kita tidak kekurangan 'duit'," kata Cornelis.

Bagi Cornelis yang sudah hampir 30 tahun mengabdikan diri kepada pemerintah sebagai pegawai negeri sipil, seorang pemimpin semestinya dapat memberikan pelayanan dasar sebuah negara sesuai perundang-undangan. Pelayanan meliputi pendidikan, kesehatan, dan mengatasi kemiskinan, menolong fakir miskin.

Pelayanan tersebut tentu saja telah ditunggu 4 juta jiwa penduduk yang tinggal di wilayah seluas 146.807 kilometer persegi ini.


Dukungan kandidat
Mahmud Akil dalam "Fenomena Etnisitas di Kalimantan Barat", pada buku Kebudayaan Dayak Aktualisasi dan Transformasi, 1994 berkata, "Orang bisa berbeda paham, karena adanya persaingan di bidang ekonomi, politik, maupun sosial budaya, dan ditambah lagi adanya unsur primordialisme yang sering dikembangkan masing-masing pihak."
Akan tetapi dengan adanya saling ketergantungan masing-masing pihak itu dalam bidang yang sama, terjadi pula adanya kerja sama. Kerjasama akan semakin erat jika masing-masing pihak mempunyai visi yang sama tentang bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Agaknya, pernyataan tersebut terjawab ketika Cornelis-Christiandy Sanjaya terpilih.

Karena ketiga pasangan lainnya, menyatakan memberikan dukungan bagi langkah pasangan ini untuk membangun Kalbar menjadi lebih baik dan maju dalam lima tahun ke depan.

Usman Ja'far, yang juga gubernur periode 2003-2008, secara jelas dalam debat kandidat di sebuah hotel di Pontianak 11 Nopember, menegaskan siap mendukung siapa pun yang terpilih menjadi gubernur.

Sementara Oesman Sapta dan Akil Mochtar, dalam kesempatan terpisah juga menegaskan hal yang sama.

Dalam wawancara 18 Desember, Oesman Sapta menyatakan mendukung sepenuhnya kepemimpinan pasangan Cornelis-Christiandy Sanjaya. Mantan anggota MPR itu juga menyatakan rasa salutnya kepada pasangan tersebut karena bisa mengalahkan mantan anggota MPR, anggota DPR dan gubernur yang masih menjabat.

"Ini yang menang anak daerah, putra daerah, kenapa mesti dipersoalkan? Tumbuhkan sportivitas," tegasnya.

Pengusaha dengan modal kampanye terbesar dari tiga pasangan calon lainnya itu, mengakui secara tulus ikhlas menerima kekalahan. "Selama ini saya tidak pernah mengukur. Betulkah rakyat Kalbar mendukung saya? Ternyata benar, rakyat mendukung saya," kata Oso yang memeroleh suara terbanyak di kampung halamannya, Kabupaten Ketapang (dan Kayong Utara).
Bagaimana dengan Akil Mochtar, setelah yakin kalah pada hari kedua setelah pemungutan suara?
"Kita berharap pemimpin yang baru membangun kualitas (masyarakat) Kalbar. Rakyat kita masih miskin, pengangguran di mana-mana," katanya.

Lebih lanjut ia menyatakan, "Kita mempunyai tanggung jawab moral yang sama, membangun Kalbar."
Cornelis, bukanlah orang baru di kancah perpolitikan Kalbar. Ia juga merupakan Ketua Dewan Pengurus Daerah PDI Perjuangan Kalbar. Dalam Pemilihan Umum Presiden 2004, khusus Kalbar, PDI Perjuangan unggul tipis dari Partai Golkar.

Sementara Christiandy Sanjaya yang dikenal sebagai seorang pendidik, adalah pasangan yang tepat bagi Cornelis.

Hal itu pernah diakui putra Dayak Sanggau itu dalam pernyataannya. "Dalam pemilihan, bukan hati nurani, tetapi tingkat rasionalitas yang tinggi," kata Cornelis menjelaskan alasan memilih berpasangan dengan Christiandy, sebagai seorang yang profesional di bidang pendidikan dan ekonomi.

Christiandy, selain sebagai pendidik, pernah pula terjun ke kancah politik lokal, sebagai anggota DPRD Kota Pontianak pada 1989-2004.
Kini, menyongsong 2008, pasangan ini siap melangkah membangun Kalbar. Harapan besar tertumpu kepada keduanya, membangun masyarakat Kalimantan Barat yang cerdas, sehat dan sejahtera. Selamat bertugas gubernur dan wakil gubernur periode 2008-2013.

Tidak ada komentar: