Kamis, 03 Januari 2008

SELAMA 2007 TERPANTAU 7.499 HOTSPOT DI KALBAR

Pontianak, 3/1 (ANTARA) - Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kalimantan Barat dalam evaluasi lingkungan hidup selama 2007, mengungkapkan terdapat sebanyak 7.499 hotspot atau titik panas akibat kebakaran hutan dan lahan di provinsi tersebut sepanjang tahun lalu.

Kepala Bapedalda Kalbar, Tri Budiarto, di Pontianak, Kamis, mengatakan, jumlah titik panas terbanyak terjadi pada Agustus dan September.

Data titik panas yang dicatat Bapedalda, berdasarkan data per hari dari satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) yang memantau titik panas seluruh kabupaten/kota di wilayah Kalbar sepanjang Maret hingga Oktober.

Berkaitan masih banyaknya aktifitas pembukaan lahan dengan cara bakar, menurut Tri, selama 2007 telah melakukan sejumlah upaya guna menyosialisasikan penanggulangan kabut asap.

Upaya tersebut semisal mengukuhkan sembilan kelompok peduli api di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Pontianak, mengadakan workshop kesiapsiagaan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan dan bencana asap, serta sosialisasi pengolahan lahan tanpa bakar kepada 150 orang yang berada di sekitar bandar udara Supadio.

Selama tahun 2007 pula, dua perusahaan yang diduga melakukan kegiatan pembakaran lahan juga diproses sesuai ketentuan hukum. Kedua perusahaan dimaksud, PT Wilmar Sambas Plantation (PT WSP) dan PT Buluh Cawang Plantation (PT BCP). Namun Majelis Hakim Pengadilan Negeri Singkawang memvonis bebas kedua perusahaan tersebut karena tidak terbukti bersalah.

Kejaksaan Negeri Sambas melalui Kejaksaan Tinggi Kalbar mengajukan peninjauan kembali (PK) atas perkara itu, demikian Kepala Bepedalda, Tri Budiarto.

Tidak ada komentar: